Tiada tempat yang
lebih nyaman selain berada di rumahMu,
Atmosfer yang penuh dengan pancaran gelombang para penjemput mahabbah dariMu,
Memalingkan diri sejenak dari hiruk pikuk masalah yang berbau keduniawian,
Meleburkan segala dinamika rasa yang bergelayut,
Mempersembahan diri akan segala ikhtiar dan doa,
Selanjutnya berserah dan menitipkannya padaMu,
Allah Maha melihat, penilaiannya tidak pernah salah,
dan tidak ada sekecilpun amal yang tidak berbalas,
Manghadirkan diri sepenuhnya pada rengkuhan nyata kasihMu,
Mengisi kekosongan dengan menjemput mahabbah Illahi,
Bola harus dijemput tidak ditunggu, begitu juga hidayah Allah,
Sucikan hati dan hadirkan keceriaan menyambut bulan nan suci,
Semarakkan dakwah, jalin erat ukhuwah, dan sambut Ramadhan dengan gembira…
Atmosfer yang penuh dengan pancaran gelombang para penjemput mahabbah dariMu,
Memalingkan diri sejenak dari hiruk pikuk masalah yang berbau keduniawian,
Meleburkan segala dinamika rasa yang bergelayut,
Mempersembahan diri akan segala ikhtiar dan doa,
Selanjutnya berserah dan menitipkannya padaMu,
Allah Maha melihat, penilaiannya tidak pernah salah,
dan tidak ada sekecilpun amal yang tidak berbalas,
Manghadirkan diri sepenuhnya pada rengkuhan nyata kasihMu,
Mengisi kekosongan dengan menjemput mahabbah Illahi,
Bola harus dijemput tidak ditunggu, begitu juga hidayah Allah,
Sucikan hati dan hadirkan keceriaan menyambut bulan nan suci,
Semarakkan dakwah, jalin erat ukhuwah, dan sambut Ramadhan dengan gembira…
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya tersentuh api neraka”.
Mengisi kekosongan
dengan segala hal yang bisa semakin mendekatkan diri pada Yang Maha Cinta,
Allah Azza WaJalla. Salah satunya adalah dengan ikut menghadiri tabligh akbar
sambut Ramadhan 1433 H di Masjid Raya Taqwa yang diselenggarakan oleh Ikadi (Ikatan
Dai Indonesia) cabang Palembang.
Subhanallah… atmosfer
seperti itu yang selalu aku rindukan dimanapun berada. Berkumpul dengan
orang-orang yang punya visi misi yang sama, menjemput mahabbah Illahi. Meski
aku datang sendiri kayak orang ilang, haha… ga juga kali, pura-pura ajah jadi native
Palembang. Tapi ga bisa juga karena memang bukan native sini (kemampuan
aktingnya belum bagus, hehe).
Saat berjumpa, mereka
pada bersalaman and cipika cipiki (sesama muhrim maksudnya), karena jalinan
ukhuwah mereka sudah erat dan saling mengenal satu sama lain, sedangkan aku,
hehe… cuman senyum ajah sama mereka, habis kagak ada yang kenal. Beda kalo di
Semarang, pasti bisa cipika cipiki juga sambil memanggil nama. Hmm, tak apa, aku
anggap mereka semua adalah saudara aku disini, saudara sesama muslim.
Di saat asyik menyimak
tausiyah dari Pak Ustadz, ada cerita lucu and cukup mengejutkan diriku. Hehe..
apakah itu? Mau tahu?
Khusyu’ ku “memunguti”
ilmu satu persatu yang berjatuhan (ups, sebenarnya klo diperhatikan dengan
seksama sih memang sengaja dijatuhin ^_^) dan kami semua berperan jadi “pemulung”
yang sibuk dalam memunguti ilmu itu dan mengemasnya sedemikian rupa agar tetap
terjaga dalam memori dan dapat mencerahkan serta membuka mata hati, yang tiada
lain tujuannya adalah untuk dapat semakin mendekatkan diri kepada Ya Rahim…
Allah SWT dan menggapai ridhoNya. Aamiin ya Rabb…
“Nah, trus letak cerita
lucunya dimana?”
“Hehe… ini lucu
menurutku, belum tahu ya, menurut Sobat lucu or kagak, suka-suka aja deh menilianya…
peace^^”
Saat asyik “memunguti”
ilmu tadi, sambil ngeluarin pena and kertas tentunya, tak tahu dari mana
datangnya, tiba-tiba saja ada anak cowok kecil pake baju koko, imut, lucu,
ngegemesin, datang menghampiriku dan memelukku dari belakang sambil teriak: “mamaaaaaaaaaa…”
hmm, bukan main terkejut diriku, sambil bergumam, “anak siapa ini? Mengapa panggil
aku mama?” lalu aku menoleh ke belakang, dan si anak tersenyum manis padaku lalu
berlari lagi ke belakang. Mengetahui hal itu, orang yang duduk bersebelahan
denganku langsung bertanya, “anaknya ya Bu? Lucu banget ya, pintar… “
“Hmm, oh itu, bukan,
hehe…” sambil senyum aku jelaskan pada orang yang duduk disebelahku tadi. Lalu gumamku
dalam hati, “masa iya aku udah punya anak, trus papanya siapa? Hehe… ada-ada aja,
mengapa Allah memunculkan kejadian seperti itu?” Everything
happens for a reason, tapi untuk kejadian saat itu aku belum tahu apa
maksudnya, hehe… semoga saja pertanda yang baik. ;D
Dan tak lama kemudian,
anak cowok kecil yang lucu unyu-unyu tadi balik kearahku dan Sobat tahu apa
yang dilakukannya? Dia pegang tanganku dan mau salim (menjabat dan mencium
tanganku) sambil senyum kearahku. Subhanallah…
benar-benar pintar ini anak. Cukup berani dan tidak malu tadi salah panggil
mama ke aku. “Hmm, naluri keibuanku jadi muncul nih, hehe…” aku terima uluran
tangan mungilnya yang halus, sambil membelainya dan berucap, “pintar sekali
kamu sayang, jadi anak yang soleh ya…” lalu, dia berlari lagi ke belakang…
Subhanallah, ortunya pasti sangat bangga punya anak seperti itu, sejak
kecil sudah diberi asupan gizi berupa nilai-nilai agama, karena mendidik anak
itu memang tidak hanya dibekali masalah duniawi dan berbau materi saja. Anak merupakan
amanah dari Allah dan aset berharga bagi ortu kelak di akhirat. Anak yang
sholeh shalihah adalah harta paling berharga bagi ortu yang dapat menjadi
jembatan masuk surga. Semoga kita semua bisa menjadi anak yang sholeh sholihah
dan kelak kalo sudah jadi ortu juga bisa dikaruniai anak yang sholeh sholihah,
aamiin ya Rabb… ;D
Cukup sekian dulu ya
Sob, cerita ringan yang bisa dibagi untuk hari ini, semoga dapat diambil
manfaat. Sudah tidak sabar menanti bulan penuh berkah dan ampunan datang.
Siapkan diri sucikan hati, semoga kita semua bisa dipertemukan dengannya dan
dapat beroleh limpahan karunia dan ridho Allah SWT, Aamiin… Have a nice weekend
and barokah day…
Salam ukhuwah, cheers ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar