Bila
tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan
kasih-Mu dalam dada.
Bila
kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera
saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun
aku diam tenang bagai ikan,
Tapi
aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau
yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah
misaiku ke dekat-Mu.
Apakah
maksud-Mu?
Mana
kutahu?
Aku
hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah
lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai
unta memahah biak makanannya,
Dan
bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun
aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di
hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku
bagai benih di bawah tanah,
Aku
menanti tanda musim semi.
Hingga
tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan
tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
*Rumi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar