Sabtu, 19 Mei 2012

Menguak Hikmah Dibalik 4 x 7 = 27


Dikisahkan ada seorang murid kesayangan seorang Kyai sebuah pesantren di Jawa, namanya Firdaus. Dia sangat rajin, suka belajar, dan sifatnya baik. 

Pada suatu hari ketika Firdaus sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang ramai dikerumunin banyak orang. Karena penasaran dan ingin mengetahui apa yang sedang terjadi, dia mendekat dan disitu dia melihat ada seorang pembeli dan penjual kain yang sedang berdebat.
Saat itu si pembeli berteriak: "4 x 7 = 27, kenapa kamu bilang 28?”
Firdaus mendekati si pembeli kain dan berkata: "Sobat, sudah jelas bahwa 4 x 7 = 28, tidak usah diperdebatkan lagi".

Mengetahui ada orang yang tiba-tiba menyalahkan pendaptnya, si pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Firdaus dengan nada kesal sembari berkata: "Siapa yang minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat haruslah minta kepada pak Kyai. Benar atau salah hanya pak Kyai yang berhak mengatakan, bukan kamu, siapalah dirimu".
Firdaus: "Baiklah, kita tanyakan saja hal ini kepada pak Kyai. Jika beliau bilang kamu salah, bagaimana?"
Mendengar hal itu, si pembeli kain langsung menjawab tanpa pikir panjang: "Kalau pak Kyai bilang aku salah, kepalaku aku potong untukmu. Sekarang, kalau kamu yang salah, bagaimana?"
Firdauspun langsung menjawab: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari pak Kyai. Setelah pak Kyai mengetahui persoalan sebenarnya, beliau berkata kepada Firdaus sambil tersenyum: "4 x 7 = 27. Firdaus, kamu yang kalah. Berikan jabatanmu kepada dia". 
Dari dulu dan selamanya Firdaus tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar jawaban pak Kyai bahwa dia salah, langsung dia turunkan pecinya dan memberikannya kepada pembeli kain tadi.
Si pembeli tadi mengambil peci Firdaus dan berlalu dengan puas, dia berhasil mengalahkan lawan debatnya kala itu. Di sisi lain, walaupun Firdaus menerima penilaian pak Kyai, tetapi sebenarnya hatinya sangat tidak sependapat. Dia merasa Kyai sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Firdaus minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Kyai tahu isi hati Firdaus dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Firdaus berpamitan dan pak Kyai memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, tak lupa juga beliau memberi dua nasihat kepada Firdaus: "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon dan janganlah kau  membunuh"
Firdaus menjawab: “Baiklah” lalu dia berangkat pulang.
Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Firdaus ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba dia ingat nasihat Kyai dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Maka dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu pun hancur. Firdaus sangat terkejut melihat peristiwa itu langsung di depan matanya, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.
"Apakah saya akan membunuh orang?" Gumam Firdaus. Setiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan tempat tidur, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Kyai, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.
Pada keesokan harinya, Firdaus kembali ke pak Kyai, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi padaku?"
Pak Kyai berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya saya mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Dan kamu kemarin pergi dengan amarah dengan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".
Firdaus menjawab: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, Firdaus sangatlah kagum."
Pak Kyai menambahkan: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku gara-gara masalah kemarin kan? Sekarang, coba kamu pikirkan. Kemarin guru bilang 4 x 7 = 27 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 4 x 7 = 28 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"
Firdaus sadar akan kesalahannya dan berkata: "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar-benar malu dan merasa bersalah, untuk itu murid mohon maaf Guru."
Sejak itu, Firdaus selalu menaati pak Kyai dan belajar lebih bijak dalam menyikapi permasalahan.
========================================**************======================================

Nah, hikmah apa yang bisa diambil dari cerita itu Sob? Ok, setiap hal yang terjadi pastilah ada hikmah yang sedang dihidangkan untuk kita jika kita lebih peka untuk menangkapnya. Ini dia hikmah yang bisa diambil: 
Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya? Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting, sedangkan penyesalan di akhir tidak ada gunanya.
Masing-masing hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk sebuah prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
Dalam hidup ini, ada kalanya hal-hal tertentu tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, kadangkala bisa mendapatkan kebaikan yang lebih bermanfaat bagi semua orang.
Di lain pihak, jika kita bersikeras melawan arus. Mungkin saja kita bisa menang, tapi sebenarnya disadari atau tidak, kita juga kalah. Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.  Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kita juga kalah.
Sekali lagi, yang perlu kita tanamkan dalam hati adalah sebuah konsep bahwa 
kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih utama adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting lagi adalah kemenangan di dalam hati, serta yang lebih mulia dari itu semua adalah kemenangan mendapatkan ridho dari Allah SWT. InsyaAllah…
Semoga dapat bermanfaat… :)
…::salam dari hati ke hati::…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar