Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan, kebesaran dan kuasaNya
Bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa…
Hallo Sobat sekalian, pasti
sudah tidak asing lagi dengan lirik lagu tersebut kan? Yah, bener banged,
“Jangan Menyerah” itu judulnya. Kadang jika kita cermati lagu memang membawa
makna tersendiri. Kadang-kadang aku juga suka menganalisis lirik lagu, apa
maksud tersembunyi yang ingin disampaikan dan kadang mencoba menerka mengapa
bisa terlahir lirik yang seperti itu. Hehe…
“kurang kerjaan ya? Ngapain melakukan hal seperti itu,
cukup nikmati sajalah lagu-lagu itu sebagai hiburan biar tidak stress”. Mungkin ada yang
berpendapat demikian.
Hmm, bener juga,
semula aku juga begitu. Tapi tak tahu mengapa ada masa dimana kita secara
tiba-tiba mendapatkan sense ato
kepekaan terhadap sesuatu. Yang dimaksud disini salah satunya adalah lirik
lagu. Karena jika diulang-ulang dalam mendengarkan, siapapun bisa hafal dengan
cepat loh. Termasuk orang yang buta huruf sekalipun. Tak bisa baca tak bisa
nulis, tapi mereka mendengar maka mereka bisa hafal dan menyanyikannya. Ini
pengalaman aku waktu KKN (Kuliah Kerja Nyata) dalam program PBA (Penuntasan
Buta Aksara). Saat itu kami berjuang untuk mengajar bapak ibu yang sudah
“sepuh” atau sudah tua, namun mereka masih punya semangat untuk belajar, subhanallah… meski sangat tidak mudah
saat mengajar mereka. Seperti kata pepatah, belajar
di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa, bagai
mengukir di atas air. Lalu, bagaimana kisah selanjutnya?
Singkat kata, singkat
cerita, unik banget ceritanya, banyak pelajaran hidup yang bisa di ambil. InsyaAllah lain kesempatan akan aku buat
dalam bingkisan tersendiri kisah itu. Biar bisa turut membuka wawasan tentang
semangat belajar. Long life education.
Belajar seumur hidup, belajar tidak mengenal usia, dan pada dasarnya memang
kita semua adalah insan pembelajar. Karena hidup sendiri itu adalah proses
belajar.
Nah, kembali sejenak
ke bahasan semula. Lagu juga bisa dipake untuk meningkatkan kreativitas,
termasuk jika kita seorang guru atau pendidik, bisa menyelipkan lagu untuk
mewarnai proses belajar mengajar yang akan kita rancang. Sangat menarik dan InsyaAllah bisa efektif. Karena
menyisipkan unsur yang menyenangkan bagi peserta didik bahkan kadang mereka
tidak sadar kalo mereka sedang belajar.
Sentuhlah dia tepat di hatinya… Ari Lasso juga bilang
seperti itu dalam salah satu lagunya. Yah, benar sekali, hati hanya bisa
disentuh dengan hati. Maka mengajarlah dengan hati, agar peserta didik dapat
menerimanya juga dengan hati. Nah, hati itu bisa disentuh salah satunya dengan
sentuhan seni (salah satu seni yang dimaksud disini adalah lagu). Terutama
lagu-lagu yang mempunyai “efek potensial” pada hati. Untuk dapat turut memberi
suntikan semangat dan motivasi bagi pendengarnya. Bukan lagu galau ya, hmm,
mungkin kalo sekali-kali sih boleh juga. Hehe.
Pernah suatu kali aku
putar lagu di atas sampai beberapa kali, bukan karena aku ngefans sama D’Masiv,
tapi karena sedang ingin dapat suntikan motivasi ajah. Sudah menjadi hal yang
wajar dan bahkan rahasia umum, bahwa kadang motivasi kitapun naik turun. Jadi,
butuh usaha sadar untuk terus menjaganya. Salah satunya adalah baca-baca buku
motivasi atau bergaul dengan orang-orang yang punya motivasi bagus. Maka mereka
akan secara langsung maupun tidak langsung dapat menularkan motivasi buatmu.
In your day, surround yourself with people who love you,
motivate you, encourage you and just make you feel good about being you…
Yah, be yourself. Jadilah dirimu
sendiri. Jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain. Setiap pribadi
adalah unik dengan kisahnya masing-masing. Fokuslah pada dirimu, fokuslah pada
segala anugerah yang telah Allah berikan padamu. Asahlah terus segala potensi
yang ada pada dirimu. Jangan ada waktu untuk menyesali segala sesuatu yang
belum Sobat dapatkan, tetapi syukurilah dan manfaatkanlah segala nikmat yang telah
Allah berikan kepada Sobat sekalian. ^_^
Jangan pernah risau akan nikmat yang belum kau dapatkan,
tetapi risaulah terhadap nikmat yang belum dapat kau syukuri. Rubahlah pemikiran
bahwa Sobat harus lebih baik dari orang lain. Belajarlah merubah pemikiran itu
menjadi “Aku harus menjadi lebih baik dari diriku yang kemarin”. Setiap
hari jangan pernah berhenti untuk belajar, meningkatkan kapasitas diri, mengasah
segala potensi, mengenali kelebihan dan kekurangan diri, serta belajarlah untuk
hidup secara seimbang dengan life balance
ways, serta menjadi pribadi yang paham akan hakikat keberadaannya di dunia
ini dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hidup ini adalah perjalanan,
selagi kita masih bernafas maka kita masih dalam perjalanan.
Barang siapa menempuh
satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu maka Allah pasti memudahkan baginya
jalan menuju surga (HR. Muslim).
Belajar untuk mendapatkan ilmu bisa dari siapapun dan melalui cara apapun,
salah satunya adalah rajinlah membaca. Sebab membaca bisa membuka jendela
dunia, dunia pengetahuan maksudnya. Bagi yang masih belum hobi membaca, tapi
lebih suka FB-an or twitter-an, hehe… (jangan kesindir ya… ^_~), tidak perlu
risau, bisa juga kok lewat FB kita belajar. Bijaklah dalam memanfaatkan
teknologi, termasuk situs jejaring sosial. Karena ada berjuta ilmu yang
terselubung disitu. Jangan hanya membuang waktu untuk hal yang tidak
bermanfaat. Belajar dan mengajarkan hal bermanfaat via FB or twitter juga asyik loh! Kalo boleh jujur, aku juga banyak
belajar hal-hal bermanfaat dari FB or
twitter (lebih suka FB sih, karena twitter masih kurang paham, hehe, harap maklum…).
Jika niat kita luruskan insyaAllah akan jadi ladang amal yang berpahala di mata
Allah, InsyaAllah, aamiin ya Rabb… ^_^
Every second counts!
Yah, setiap detik ada perhitungannya (bukan karena jurusanku Matematika
yah… ;)), tapi memang bener
begitu loh, ups, ini rahasia kita ya, hehe. Bukan rahasia, bila aku membaginya
dengan Sobat sekalian, bahwa setiap detik, sekecil apapun amalan yang kita
perbuat (baik yang nampak maupun tersembunyi) akan ada perhitungannya, akan
ditimbang dalam yaumul mizan dan akan
dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Jangan dikira tidak ada yang
melihat, kamera Allah ada dimana-mana, malaikat pencatatpun selalu bersama
kita, dan tak ada satupun yang bisa lepas dari pengawasanNya.
Jadi, tunggu apa lagi? jangan sia-siakan waktu. Waktu ibarat pedang.
Gunakan waktu sesuai porsinya dengan hal yang bermanfaat dan dapat meningkatkan
pengetahuan kita yang nantinya bisa bermanfaat juga untuk orang lain. Rutinlah
membaca, mengkaji, lalu mengemasnya dalam bentuk tulisan (salah satunya yang
sedang Sobat baca sekarang ini, hehe narsis.com), karena hal itu dapat menjadi
jalan pembuka pintu hidayah bagi orang lain. Yang tak kalah pentingnya adalah bermanfaat
untuk kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah. :)
Seperti tadi pagi nih, sekedar sharing
ajah, ^_^ aku buka FB (maklum, kuliah sudah libur dan aku gunakan untuk
baca-baca segala sesuatu yang bisa menambah pengetahuan, salah satunya via FB…).
“Tapi kok buka FB?”
Hehe.. iya, karena di FB aku ada temen-temen yang luar biasa banget.
Beliau adalah dosen-dosen yang sangat menginspirasiku. Mereka sedang tempuh
kuliah doctoral maupun postdoc di luar negeri. Dan kebetulan mereka memang
sering berbagi di FB, biar semua bisa mendapat juga ilmu yang didapatnya di
sana sehingga ilmunya bisa lebih berkah, InsyaAllah.
Karena diajarkan kepada orang lain dan dapat membuka mata hati pembaca (nih,
diriku salah satunya). Serasa kuliah jarak jauh deh (curcol.com) ^_^. Dan
inilah caraku untuk dapat “memungut” ilmu dari seseorang yang berkesempatan
dapat rijki untuk menimba ilmu di negera orang, maklum, kemarin pernah nyoba,
tapi Allah belum memberi kesempatan untuk itu. Tapi tak apa-apa, diberi
kesempatan untuk belajar di Negara sendiri secara gratis dengan uang negara seperti
sekarang ini juga sudah sangat bersyukur. Alhamdulillah…
Allah pasti punya rencana yang lebih indah dengan menempatkan kita di
tempat yang memang menurut Allah terbaik buat kita. Termasuk aku yang
ditempatkan disini, di bumi Sriwijaya, InsyaAllah akan ada keberkahan
tersendiri, aku yakin dan percaya akan hal itu, aamiin. Apapun itu bentuk pemberian Allah, asal Allah ridho, sudah
cukup, InsyaAllah bisa berkah, itu yang terpenting. Harus tetap bersyukur.
Banyak sekali hal yang dapat kita pelajari dimanapun kita ditempatkan menurut
alur skenario Allah, yang mungkin tak dapat kita pelajari jika kita berada di
tempat lain. ^_~
"When I pretend to be strong, no one sees my hidden
tears except Allah. When I'm sad and need a shoulder to cry on, no one supports
me but Allah. Pleasing a human is very difficult,
pleasing Allah is the easiest. People sometimes punish me for mistakes I have
not done, Allah ignores and excuses the one that I did. This is Allah, The
Greatest, The Most Almighty, The Most Beneficent, The Most Merciful, and all
praises belongs to Him" (Dr. Ustadh Tariq Ramadan).
Inspiring quote dari Dr. Ustadh Tariq Ramadan tersebut yang dapat turut
membakar semangatku dalam hari-hari selama proses belajar. Semoga demikian juga
dengan Sobat sekalian.
Nah, ilmu yang dapat
aku sharingkan disini saat ini adalah ilmu dari salah satu temen dosen yang
baru saja selesai tempuh postdoc di Afsel, subhanallah
ya… Beliau sangat lowprofile, seorang
ibu dari anak-anaknya, seorang istri dari suami tercintanya, seorang pendidik/dosen
dari para mahasiswanya. Diam-diam aku mengaguminya, menurut kacamataku, beliau
adalah sosok sempurna dari seorang wanita. Hmm, ingin banget suatu saat nanti
Allah memberi rijki buat aku dapat kesempatan seperti beliau, setelah menikah tentunya,
InsyaAllah... Semoga segera
dipertemukan dengan jodoh pilihan Allah, Aamiin... (bukan episode galau ;D).
Hmm, satu point penting yang bisa dicermati disini adalah dibalik sosok yang hebat pasti ada peran keluarga yang sangat luar biasa. Peran, doa, dan support dari orang tua dan suami serta anak-anak. Itu adalah motivasi seseorang untuk dapat selalu mempersembahkan yang terbaik. Terbaik di mata orang-orang yang dicintai dan juga terbaik di mata Allah.
Meskipun terlihat seperti mimpi di siang bolong, tapi tak apalah, hidup ini jangan takut bermimpi, meski kalo jatuh akan sakit, sakit banget *lebay.com, hehe, tapi harus tetap bangkit kembali. Sakit itu hanya karena kita belum tahu saja tabir hikmah luar biasa dibalik itu semua yang sudah Allah persiapkan buat kita. Hidup masih terus berjalan, hari pasti berganti, dan harapan itu akan selalu ada bagi siapa saja yang mempunyai keyakinan dan cinta dalam dirinya. InsyaAllah… Cukup percayakan saja pada Allah… ;D
Hmm, satu point penting yang bisa dicermati disini adalah dibalik sosok yang hebat pasti ada peran keluarga yang sangat luar biasa. Peran, doa, dan support dari orang tua dan suami serta anak-anak. Itu adalah motivasi seseorang untuk dapat selalu mempersembahkan yang terbaik. Terbaik di mata orang-orang yang dicintai dan juga terbaik di mata Allah.
Meskipun terlihat seperti mimpi di siang bolong, tapi tak apalah, hidup ini jangan takut bermimpi, meski kalo jatuh akan sakit, sakit banget *lebay.com, hehe, tapi harus tetap bangkit kembali. Sakit itu hanya karena kita belum tahu saja tabir hikmah luar biasa dibalik itu semua yang sudah Allah persiapkan buat kita. Hidup masih terus berjalan, hari pasti berganti, dan harapan itu akan selalu ada bagi siapa saja yang mempunyai keyakinan dan cinta dalam dirinya. InsyaAllah… Cukup percayakan saja pada Allah… ;D
Mimpi adalah kunci. Janganlah takut bermimpi, jika takut, maka bangunlah mimpi
dari mimpi yang akan bercabang menjadi mimpi-mimpi lain dalam hidupmu. Aku
disini saat ini juga merupakan cabang dari mimpiku yang kemarin, InsyaAllah… Cabang dari mimpi kadang
bisa mengantarkan kita kepada cabang mimpi lain yang tak terduga dan mungkin
lebih indah dari sekedar rencana dalam “proposal hidup” kita yang sudah kita
tulis dan kita ajukan kepada Allah ;).
Allah adalah sebaik-baik perencana, dan skenario Allah
pasti luar biasa dan maha dahsyat. Aku yakin akan hal itu, Aamiin... Oleh karena itu, dibalik semangat kita dalam membangun
mimpi tersebut, tetaplah jangan lupa bahwa semua yang berhubungan dengan
masalah keduniawian ini sudah ada yang mengatur, Allah Azza Wajalla. Tugas kita
hanya berdoa, berusaha dan tawakkal, sudah itu saja! Selebihnya biar Allah yang
menentukan. Urusan duniawi, serahkan pada Allah, maka akan tenteramlah hati. Sekali
lagi, apapun itu bentuknya, dimanapun kita ditempatkan, asal Allah ridho dan
menjadikan diri kita menjadi hamba yang lebih dekat kepada Allah, menambah
kadar cinta kita kepada Allah, itu adalah kenikmatan yang luar biasa dibanding nikmat
dunia dalam bentuk apapun, InsyaAllah… klo sobat belum percaya, silakan dibuktikan sendiri... ;D
Nah, berikut kira-kira
pelajaran tentang belajar dan menjadi insan pembelajar yang dapat dipetik dari
beliau, semoga dapat turut menginspirasi Sobat sekalian dimanapun berada. Penggalan
dari catatan beliau:
***
1.
"I am only a
learner", saya hanyalah
seorang pebelajar, yang datang dengan banyak ketaktahuan, namun saya membawa
sesuatu yang penting yang bermanfaat dalam perjalanan yang penuh tantangan ini,
yaitu kemauan dan keinginan untuk belajar dan lebih paham. Ketika saya
menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam proses Postdoc ini, hal yang
bermanfaat adalah melihat kembali perjalanan studi doktoral saya di Australia,
di mana saya pertama kali sekolah di luar negeri pakai bahasa yang bukan bahasa
saya. Saya baru pertama belajar bikin kalimat, bikin paragraf, berbicara dalam
bahasa Inggris, belajar mendengar, belajar membaca, belajar dalam lingkungan
akademik baru, tapi akhirnya perjalanan berat itu telah saya lalui dengan hasil
yang lumayan memuaskan. Mengapa? Karena kemauan keras dan perjuangan keras.
Kalau bagi kalian yang sedang studi Doktoral, maka jika kalian kesulitan,
katakan saja, kalau saya saja (orang desa, orang yang dulu pemikirannya sempit,
tidak banyak membaca selain buku teks yang disiapkan di sekolah, baru belajar
bahasa Inggris utk persiapan akademik saat menjelang S3) BISA melalui
perjalanan ini, pasti kalian juga bisa.
2.
Satu hal yang saya
pegang dalam bekerja. Pekerjaan yang saya lakukan, bukan karena bos, bukan
karena pimpinan. Mereka toh tidak tahu persis apa yang saya lakukan. Namun
dalam melakukan apa pun, yang terpenting bagi saya, lakukan yang terbaik yang saya bisa dan semaksimalnya.
3.
Saya datang dengan
banyak ketidaktahuan. Semua pelajaran mat SMA saya dalam bahasa Indonesia, dan
bisa dibayangkan berapa banyak waktu yang saya habiskan untuk bisa memahami
matematika SMA dalam bahasa Inggris. Mungkin kalian butuh 1 jam, sedang saya
butuh 10 jam. Jadi saya di sini benar-benar belajar, demi untuk bisa terlibat
dalam proyek training guru-guru SMA di Afsel.
4.
Saya katakan bahwa kalian beruntung bekerja atau dibimbing
oleh Professor Jill Adler. Dia Professor
yang sangat hebat (saya lupa menegaskan bahwa bukan hanya pintar, cerdas, hebat
dalam hal leadership, management,
tapi juga personality yang sangat
baik). Yang pasti saya katakan bahwa sebelum datang ke sini, saya sudah
mencari info baik dari Pofessor yang terkenal seperti Paul Cobb di Amerika,
Prof Merrilyn Goos, Assoc professor Shelley Dole, Bill Atweh dari Australia,
semua mendorong saya ke Johannesburg bekerja dengan an outstanding Professor
Jill Adler. Sekarang saya sudah mendapatkan pengalaman langsung dan sungguh
sangat berharga.
5.
Berkaitan dengan studi
doktor, saya katakan bahwa ada dua hal dari pembimbing saya di Australia, yang
tak pernah bisa saya lupakan. Satu, bahwa tak ada jalan bagi pembimbing untuk
mempermudah penelitian S3 atau penulisan disertasi. Tak ada! Mengapa
karena proses itu sendiri atau "barang penelitian S3" itu sendiri
sulit. Tak ada jalan mempermudahnya. Jadi teruslah
hadapi tantangan. Kedua, bahwa dalam perjalan studi doktor Anda, Anda tidak
tahu di mana Anda akan tiba. Anda baru tahu, saat Anda tiba di sana. Nah
artinya apa? Saya paham bahwa ini memang benar. Maka teruslah berjalan dan berusaha menempuh jalan terbaik yang Anda bisa,
terus dan terus berjuang, hingga akhirnya Anda tiba di sana, dan Anda baru tahu
setelah Anda tiba. Bukankah ini sulit?
6.
Saya nyatakan bahwa saya merasa senang, bahagia berada di
antara kalian. Hanya dalam beberapa hari di sini, saya merasa nyambung dengan
kalian semua. Saya seperti berada di tengah-tengah saudara sendiri. Hal berikut
tidak saya sampaikan pada mereka tapi penting untuk saya bagi pada kawan-kawan.
Memang sangat terasa manfaatnya berada di tengah lingkungan akademik yang
saling belajar, saling menghormati, saling menghargai, saling membantu, saling
berbagi. Di tengah meeting, antara anggota tim tidak jarang saling berbeda
pendapat, saling tidak setuju satu sama lain, namun ketidaksetujuan itu
diperjelas, dan saling berusaha memahami alasan di belakang sikap setuju atau
pun tak setuju. Seorang anak bimbingan pun bahkan tidak jarang menyatakan
posisi yang berbeda dari pembimbingnya, tapi saat pembimbing paham, pembimbing
juga berani mengatakan “you are quite right because .......”
saat anak bimbingan tidak paham, pembimbing berusaha menjelaskan argumennya,
dan tak kalah pentingnya adalah penegasan dari pembimbing bahwa jangan segan
menyatakan ketidaksetujuan padanya. Sungguh, saya mendapatkan kualitas
komunikasi yang sangat positif di tengah kelompok penelitian di Wits Maths
Connect, dan sepertinya kuncinya adalah pada kualitas leadership dan modelling
dari bos, tapi tentu tak lepas dari kontribusi dari semua elemen komunitas
peneliti itu sendiri.
Saya sungguh melihat
seorang yang sangat hebat, sering mengatakan bahwa "we are struggling"
[kita kesulitan], "I don't know how to express this" [saya nggak tahu
bagaimana saya mengekspresikannya] dst. Seorang Professor atau seorang yang
dipandang hebat, tak apa-apa mengatakan, "sungguh
saya tidak tahu ini", "sungguh saya tak paham ini". Apalagi
kita-kita seperti saya yang masih sedang belajar, atau masih "novice". Semua ini akan
membawa peserta didik kita untuk tidak angkuh, dan lebih cermat, lebih
menyadari apa itu belajar. Belajar
adalah PROSES dari tidak paham menjadi paham. Namun sayangnya pemahaman
yang utuh itu tidak pernah tercapai. Karena saat kita paham, atau kita merasa
paham, sekali kita zoom in, atau
dicermati lagi secara lebih rinci, ternyata banyak hal yang tidak kita pahami
di dalamnya. Di sinilah salah satu ciri utama dari pekerjaan meneliti.
***
Sekian dulu ya Sobat,
semoga goresan dalam episode “Bersyukur Menjadi Insan Pembelajar” kali
ini dapat memberi suntikan motivasi, inspirasi, dan manfaat bagi sobat pembaca sekalian
dimanapun berada.
Salam ukhuwah… cheers…
;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar