Kamis, 07 Juni 2012

Kisah Anak dan Uang Rp 20.000


Kisah ini menceritakan seorang anak yang kehilangan uang sebesar Rp 20.000. Dia begitu sedih dan menangis sekuat-kuatnya. Melihat hal itu, bibinya sangat kasihan, lalu mendekati anak tersebut.
“Kenapa kamu menangis Sayang?” Tanya bibinya dengan penuh kasih sayang.
“Uang ku hilang Rp 20.000 Bi” katanya sambil terus terisak-isak.
“Oh begitu, tenang ya Sayang, nih Bibi ganti yah… Bibi beri Rp 20.000 buat keponakan bibi yang cakep. Jangan menangis lagi yah”. Kata bibinya sambil menyerahkan selembar uang Rp 20.000 bermaksud menghibur keponakannya agar reda tangisnya. Namun tanpa diduga, si anak tadi tetap saja menangis.
“Loh, kenapa kamu masih menangis Sayang? Kan uangnya sudah bibi ganti?” Tanya bibinya.
“Kalau tidak hilang… uang ku sekarang Rp 40.000 Bi” Kata anak itu dan terus menangis.
Bibinya jadi bingung, merasa belum banyak pengalaman bagaimana meredakan tangisan anak kecil…
“Hmm, klo gitu terserah kamu Nak” katanya sambil berlalu pergi karena tak tahu lagi harus pake cara apa untuk menghentikan tangisan keponakannya.
Ayahnya yang baru pulang dari kantor menjumpai anak kesayangannya masih menangis.
“Kenapa Sayang, kok anak Ayah menangis? Coba lihat matanya sudah bengkak begitu, anak Ayah yang cakep kan jadi ga kelihatan cakepnya. Nangis dari tadi ya?” Kata ayahnya sambil menyeka air mata anaknya dengan hangat.
“Uangku hilang Rp 20.000 Yah”. Kata anaknya mengadu dengan manja.
“Ooohh begitu. Lho, itu sudah punya uang Rp 20.000? Katanya hilang?” Tanya ayahnya heran karena melihat uang Rp 20.000 itu masih dipegang si anak.
“Ini diberi Bibi… uang ku hilang Ayah... Kalau tidak hilang aku punya Rp 40.000”. Jawabnya sambil terus menangis.
“Sudahlah Sayang, nih Ayah ganti. Ayah ganti dengan uang yang lebih besar. Ayah beri Rp 60.000. Jangan menangis lagi yah”. Kata ayahnya sambil menyerahkan 3 lembar uang Rp 20.000an dan mencium anaknya.
Si anak menerima uang itu. Lalu si ayah bertanya,
“Nah, jadi banyak kan uangnya sekarang? Berapa jumlahnya Sayang?” Tanya si ayah menghibur sambil melatih kemampuan berhitung anaknya.
“Karena ada 4 lembar uang Rp 20.000, maka jumlahnya Rp 80.000 Yah” jawab si anak.
Mendengar jawaban itu si ayah senang karena kemampuan berhitung anaknya semakin bagus. Tetapi, tak lama kemudian, si anak masih saja menangis. Si ayah heran, kemudian bertanya lagi kepada si anak.
“Loh, kenapa masih menangis saja Sayang? Kan sudah Ayah ganti, sekarang jadi banyak kan uangnya?”
“Kalau tidak hilang, uangku kan jadi Rp 100.000 Yah”.
Mendengar jawaban si anak, ayahnya hanya geleng-geleng kepala.
“Hmm, kalau begitu diberi berapapun, kamu tetap saja akan menangis Nak klo belum mengikhlaskan Rp 20.000 yang telah hilang”, sambil menggendong anaknya dan mengusahakan agar si anak berhenti menangis.
=====================**************==================
Hmm, cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya analogi terhadap fenomena yang mungkin tidak sedikit kita jumpai dalam realita. Dalam ingkaran dunia maya, banyak orang yang memiliki sikap seperti anak tersebut. Dia hanya melihat apa yang tidak ada, dia hanya melihat apa yang kurang, tanpa melihat dia sebenarnya sudah memiliki banyak hal luar biasa. Sifat manusia yang sering merasa masih kurang atas nikmat Allah yang tak hingga, tak terhitung banyaknya yang telah dia terima.

Jadi, apa yang dapat kita ambil dari kisah tersebut? 

Janganlah berfokus pada kekurangan, tetapi berfokuslah pada apa yang ada, fokus pada segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dengan penuh rasa syukur dan memanfaatkannya dengan seoptimal mungkin. Bahkan tidak menutup kemungkinan, kondisi yang kurang tersebut justru merupakan cara Allah untuk memberikan hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat.
"lainsyakartum laaziidannakum walainkarfartum inna ‘adzaabii lasyadid” “jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku padamu tetapi jika kalian kufur sesungguhnya adzab-Ku amat pedih”. (QS 14:7)
Itu adalah salah satu hikmah yang dapat dipetik. Untuk hikmah yang lain silakan ditemukan sendiri oleh sobat pembaca yang budiman… 



Dari kisah inspiratif dengan sedikit gubahan. Semoga bermanfaat… :)

...::Salam Semangat::...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar