Akhir-akhir ini, setiap buka FB selalu saja menangkap adanya luka dan penderitaan hebat yang dirasakan oleh saudara kita di Gaza, Palestina. Tangis dan darah yang mengucur dari anak-anak maupun orang dewasa tak dapat dihindari untuk tidak dilihat. MasyaAllah, hati ini ikut miris dan terasa tersayat. Semoga Engkau memberikan hadiah syahid kepada mereka ya Rabb, hanya cinta dariMu yang kami harapkan.
Sebagai sesama muslim yang kebetulan dapat anugerah hidup di negara yang aman, mestinya kita juga turut mendoakan mereka yang berjuang melawan maut. Bisa dibilang demikian karena apa, mereka tak tahu kapan peluru tiba-tiba menghampiri mereka. Mereka tak tahu kapan teman dalam satu tempat duduknya tiba-tiba sudah tidak masuk sekolah karena sudah menghadap Allah terlebih dahulu. Anak-anak kecil tak tahu kapan tiba-tiba ortunya sudah berpulang, dan juga ortu tak tahu kapan tiba-tiba anaknya yang sedang lucu-lucunya untuk tumbuh sebagai generasi penerus sudah terkapar lunglai tak berdaya berlumur darah. MasyaAllah, tidakkah kita merasa tersayat melihat kondisi yang demikian?
Sungguh hati ini merasa turut merasakan atmosfer kecemasan dan ketakutan yang menyelimuti di sana. Tak sampai hati di sini yang kebetulan aman dan damai kemudian men-show up segala hingar bingar suka cita, sementara melihat saudara-saudara kita di sana seperti itu. MasyaAllah, di manakah hati nurani kita? di manakah letak sebuah makna solidaritas dalam berkehidupan? dimana, hilang dimana? (sambil mencari-cari ditumpukan buku-buku...) Mungkin saja kita salah dalam membaca atau memahami apa yang kita baca. heu...
Bentuk solidaritas yang bisa kita lakukan selain berdoa dan ikut menyumbangkan bantuan ke sana baik berupa material maupun tenaga, salah satu hal kecil dan terlihat sepele yang bisa kita lakukan adalah kita mengadakan aksi mengurangi narsis di FB. Namun, pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, siapkah kita? Sementara kita berada di lingkungan dengan kadar kenarsisan sangat tinggi. Dimana hasrat masing-masing pribadi untuk menunjukkan eksistensi dirinya dimata publik sangat dominan. Wuahaha... hati-hati, pegangan, jangan sampai terbawa arus ya.
Menjaga hati dan stabilitasnya memang tidak mudah. Lindungi kami dari segala sikap narsis yang bisa memicu timbulnya titik kesombongan dalam hati kami ya Rabb... Kembalikan pada jalur yang benar, gunakan FB atau media jejaring sosial lainnya sebagai sarana berdakwah, syiar, mengispirasi (berbagi kata-kata hikmah, motivasi, Al quran, hadist, ucapan sahabat Nabi SAW, dan lain-lain yang bermanfaat) dalam rangka mengingatkan diri sendiri dan pembaca untuk berbuat baik, untuk lebih ingat kepada Allah. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. InsyaAllah.
Aksi mengurangi narsis di FB dapat berupa rasa dimana kita sudah tidak ingin lagi men-show up foto-foto di FB, tidak ingin lagi narsis di FB, tidak memerlukan kenarsisan di mata manusia, tetapi hanya ingin dilihat di mata Allah SWT. Revolusi, perubahan kepada aksi untuk terus senantiasa memperbaiki dari, meningkatkan kapasatis diri dengan banyak mengkaji ilmu melalui membaca atau mengikuti kajian rutin, ilmu apa saja, tidak hanya ilmu yang sesuai dengan bidang kita, misalnya matematika. Tetapi wajib juga kita mengakaji ilmu lain sebagai bekal dalam mengarungi hidup kelak di samudera yang luas, yaitu ilmu agama dan ilmu sosial masyarakat. Life Balance Ways. :))
Bentuk solidaritas yang bisa kita lakukan selain berdoa dan ikut menyumbangkan bantuan ke sana baik berupa material maupun tenaga, salah satu hal kecil dan terlihat sepele yang bisa kita lakukan adalah kita mengadakan aksi mengurangi narsis di FB. Namun, pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, siapkah kita? Sementara kita berada di lingkungan dengan kadar kenarsisan sangat tinggi. Dimana hasrat masing-masing pribadi untuk menunjukkan eksistensi dirinya dimata publik sangat dominan. Wuahaha... hati-hati, pegangan, jangan sampai terbawa arus ya.
Menjaga hati dan stabilitasnya memang tidak mudah. Lindungi kami dari segala sikap narsis yang bisa memicu timbulnya titik kesombongan dalam hati kami ya Rabb... Kembalikan pada jalur yang benar, gunakan FB atau media jejaring sosial lainnya sebagai sarana berdakwah, syiar, mengispirasi (berbagi kata-kata hikmah, motivasi, Al quran, hadist, ucapan sahabat Nabi SAW, dan lain-lain yang bermanfaat) dalam rangka mengingatkan diri sendiri dan pembaca untuk berbuat baik, untuk lebih ingat kepada Allah. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. InsyaAllah.
Aksi mengurangi narsis di FB dapat berupa rasa dimana kita sudah tidak ingin lagi men-show up foto-foto di FB, tidak ingin lagi narsis di FB, tidak memerlukan kenarsisan di mata manusia, tetapi hanya ingin dilihat di mata Allah SWT. Revolusi, perubahan kepada aksi untuk terus senantiasa memperbaiki dari, meningkatkan kapasatis diri dengan banyak mengkaji ilmu melalui membaca atau mengikuti kajian rutin, ilmu apa saja, tidak hanya ilmu yang sesuai dengan bidang kita, misalnya matematika. Tetapi wajib juga kita mengakaji ilmu lain sebagai bekal dalam mengarungi hidup kelak di samudera yang luas, yaitu ilmu agama dan ilmu sosial masyarakat. Life Balance Ways. :))
Hidup ini luas, tidak hanya satu bidang, misal matematika saja. Mungkin dulu kita hanya suka mendalami matematika saja yang lebih mengasah otak kiri. Akhirnya jadi menempatkan fokus pada diri sendiri. Dan memandang ilmu lain dengan sebelah mata. Namun, seiring dengan tingkat kedewasaan sesuai dengan laju usia dan juga banyaknya fenomena yang dihadirkan dalam perjalanan hidup yang tak sengaja tertangkap mata hati (hmm, apa saja ya? jika dikupas disini pun mungkin akan butuh beberapa halaman, ehhe) maka perlu adanya revolusi alias hijrah untuk berubah menjadi insan yang lebih baik di mata Allah, lebih bermanfaat untuk sesama, lebih banyak beramal, lebih bijak dalam berpikir dan bersikap, lebih arif dan tidak egois, lebih peka terhadap sekitar, lebih rajin beribadah, dan lebih bisa menempatkan diri bahwa di dunia ini adalah hanya sementara. Jadikan setiap aktivitas yang kita lakukan itu sebagai ikhtiar dengan niat ibadah kepada Allah SWT.
Allah knows. Allah melihat itu semua, tak perlu risau atas penilaian manusia. Fokuskanlah pada penilaian Allah SWT, karena yang maha menilai adalah Allah SWT. Tidak perlu minder atau berkecil hati. Tidak perlu merasa sakit saat melihat atau kadang merasa diperlakukan berbeda jika kita berbuat beda (maksudnya berada di lingkungan yang suka narsis, sedangkan kita tidak mau foto kita ditag di FB untuk mengurangi kenarsisan ^_^), karena sesungguhnya beda itu unik, tidak perlu takut untuk berbeda. Hingga akhirnya dapat kita temukan frekuensi yang sama yang bisa menerima kita dengan apa adanya diri kita dan membantu kita untuk lebih berkembang dan menjadi insan yang senantiasa mengasah diri untuk menjadi yang lebih baik dari kemarin. Allah pasti mengetahui itu dan Dia berada di balik semua skenario dalam perjalanan hidup kita yang sangat singkat dan sementara ini.
Pergunakan waktu dan kesempatan yang diberikan Allah dengan semaksimal mungkin. Pantaskan diri, bersegeralah dalam berproses, banyak-banyaklah membaca dan mengkaji ilmu, apa saja, lebih-lebih ilmu yang bermanfaat, ilmu yang dapat menjadi suplemen bagi otak, hati dan perasaan kita, ilmu inspiratif yang dapat membuka hati dan pikiran untuk menjadi hambaNya yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama. Perbaiki amalan wajib dan perbanyak amalan sunah, demi menggapai cinta Allah, bukan cinta manusia. Karena jika Allah sudah cinta kepada kita, Allah juga akan membuat hati manusia-manusia lain yang mencintaiNya untuk mencintai kita, InsyaAllah, just believe... aamiin... ^_^
Pergunakan waktu dan kesempatan yang diberikan Allah dengan semaksimal mungkin. Pantaskan diri, bersegeralah dalam berproses, banyak-banyaklah membaca dan mengkaji ilmu, apa saja, lebih-lebih ilmu yang bermanfaat, ilmu yang dapat menjadi suplemen bagi otak, hati dan perasaan kita, ilmu inspiratif yang dapat membuka hati dan pikiran untuk menjadi hambaNya yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama. Perbaiki amalan wajib dan perbanyak amalan sunah, demi menggapai cinta Allah, bukan cinta manusia. Karena jika Allah sudah cinta kepada kita, Allah juga akan membuat hati manusia-manusia lain yang mencintaiNya untuk mencintai kita, InsyaAllah, just believe... aamiin... ^_^
Hidup indah dan terasa lengkap dengan berbagi warna, dengan turut memberikan warna bagi kehidupan orang lain. ^_^
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk senantiasa berproses menjadi hamba pilihanNya yang senantiasa memperbaiki diri. Ingat pada prinsip bahwa "hari ini haruslah lebih baik dari hari kemarin. Dan Besok harus lebih baik daripada hari ini."
Semoga bermanfaat dan berkah berlimpah, aamiin...
Semoga bermanfaat dan berkah berlimpah, aamiin...
Cheers... :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar